Part 2. Event-Mesh pada Sektor Energi
Reaksi dan Respon
Seseorang yang bertugas dilapangan/komandan lapangan akan mendapatkan notifikasi ketika suatu perubahan kecil terjadi pada event untuk menghindari suatu kegagalan yang lebih besar. Hal ini dapat membantu mereka untuk mencegah dengan merespon sesegera mungkin dibandingkan reaksi dadakan. Pada arsitektur event driven, sebuah aksi sangat erat kaitannya dengan kerangka waktu secara real-time. Jika suatu hal kecil terlewatkan maka akan berdampak pada resiko yang lebih besar sehingga suatu kasus harus dieskalasi dan menimbulkan citra negatif.
Sebagai gambaran, kita bisa mengambil skenario pada kapal selam yang memiliki pompa yang bisa dideteksi dan dianalisa dari event-event yang digenerate sehingga teknisi bisa mengidentifikasi pompa melalui indikator agar bisa di maintenance tepat waktu. Terkait waktu perbaikan pada mesin, teknisi tidak boleh berpatokan pada biaya yang dihabiskan buat perawatan, akan tetapi harus melihat dari perspektif ketersediaan suku cadang untuk meminimalisir downtime. Terlalu sering menghentikan mesin bekerja mengorbankan produksi barang sedangkan terlambat memaintain mesin berpotensi menimbulkan kegagalan dan memakan waktu lama untuk memperbaiki ulang.
Baca juga:Part 1. Event-Mesh pada Sektor Energi
Untuk itu Internet of Things pada industri (IIoT), predictive analytics, AI, ML dan robotic bisa menjadi solusi sebagai media untuk mengambil keputusan. Sehingga aksi yang tepat bisa diambil untuk mentrigger event lain bereaksi seperti notifikasi, sistem yang memproses atau yang sedang beroperasi. Ketika indikator mesin menandakan bahaya, sistem lain akan mencegah secara otomatis. Intinya setiap keputusan yang diambil sangat berdampak pada efisiensi maupun efektifitas suatu operasional perusahaan.
Data dan Event Silos: Penghalang Efisiensi
Event adalah cara untuk memecah kungkungan (silos), kumpulan data, atau rintangan untuk mencapai suatu performa. Sebuah peralatan mungkin terintegrasi dengan alat lain secara vertikal, akan tetapi bagaimana event sharing mesh bisa memberi manfaat yang lebih besar, global, horizontal dan vertikal? Lalu bagaimana event mesh bisa diandalkan dan pertukaran data secara efisien, mengalirkan event antar open standar seperti MQTT, AMQP, REST, JMS, Websocket, dan aneka Bahasa pemograman? Sebuah mesh mempemudah event untuk dipublish, disalurkan, dan di share dengan sistem, proses, manusia, dan peralatan terkungkung lainnya yang mungkin saja diakibatkan oleh sebuah alat yang lambat performa, behavior dan outputnya.
Yang paling penting adalah kemampuan publish/subscribe pada mesh tidak mempedulikan sistem lain. Sistem hanya perlu mempublish apapun bentuk eventnya. Sebaliknya sistem lain hanya perlu subscribe ke event yang dibutuhkan saja secara otomatis agar sumber daya yang digunakan bisa lebih efisien. Tidak masalah event itu dimana, didalam satu kunkungan sistem, atau antar lapisan aristektur.
The Event Mesh
Kemampuan yang dijelaskan disini disebut dengan event mesh. Konsep ini telah bayak diadopsi oleh industri IT karna keuntungan yang didapat dari event mesh seperti kutipan dari Gartner berikut ini. "Event mesh mampu mengoptimalisasi dan mengatur interaksi aliran event. Optimisasi jaringan didistribusikan dengan event broker yang memfasilitasi infrastruktur event mesh untuk memungkinkan bisnis digital meningkatkan experience mereka. Event mesh bukanlah sebuah produk namun lapisan arsitektur untuk kapabilitas yang lebih besar.
Mengapa Event Mesh Merupakan Strategi Bisnis?
Event mesh terdapat didalam dan dibangun dengan advance event broker yang saling terhubung satu sama lain. Akan tetapi fitur penting apa saja yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai strategi di sektor energi? Untuk memulai dari awal, event mesh harus:
- Mendukung open standard, namun tidak sama dengan konsep open source. Dengan open standard akan membuat event mesh mencakup dan terkoneksi antar beragam aplikasi, sistem, silos (manajement sistem yang tidak bisa beroperasi dengan sistem lain) technology untuk memaksimalkan kinerja enterprise. Kemudian perusahaan juga bisa mengimplementasikan strategi lain sebagai jalan keluar untuk menganti komponen event mesh broker dengan alasan apapun jika itu tidak memenuhi harapan dari customer.
- Event mesh harus mengakomodasi open standard seperti AMQP, MQTT, REST, JMS dan Websocket dan juga open APIs seperti PAHO dan QPID. Selanjutnya open APIs tersebut harus bisa dipakai diberbagai framework seperti C,.NET, iOS, Java, JavaScript, JMS, Node.js dan framework populer seperti Spring.
Contoh Pada Sebuah Kasus
Sebuah solusi ketenagakerjaan pada supply chain berjalan dengan 6000 tablet portable atau smartphone mungkin memerlukan REST untuk berkomunikasi dengan aplikasi klien. Akan tetapi koneksi kesensor IoT dan emitor (Salah satu elektrode pada suatu transistor) akan lebih baik jika menggunakan protokol MQTT, selanjutnya untuk bisa berkomunikasi dengan sistem ERP akan lebih cocok menggunakan AMQP atau legacy technology seperti JMS atau MQ. Dengan multi protokol dan event broker yang mendukung multi language akan meningkatkan inovasi baru untuk perusahaan dengan menyederhanakan dan memungkinkan para developer dan tim delivery fokus dengan solusi operasional agar lebih efisien.
Sumber: Solace