Solace Open Data Movement
Salah satu tantangan dalam pengembangan sistem teknologi informasi dalam era transformasi digital ini adalah bagaimana membuat sistem yang dinamis, scalable dan aman. Tentunya kita ingin sistem yang kita buat dapat bertumbuh dengan mudah sesuai dengan kebutuhan pasar. Solace PubSub+ memungkinkan sistem yang kita buat menjadi dinamis, scalable dan aman dengan konsep Open Data Movement.
Open Data Movement
Open Data Movement adalah sebuah terminologi yang diperkenalkan oleh Solace pada tahun 2016. Solace memiliki keunggulan pada real-time data movement dengan konsep ini. Open Data Movement didefinisikan sebagai berikut.
Open
- Open Protocol - mendukung protokol-protokol standar seperti REST, JMS, MQTT, AMQP dan WebSockets.
- Open APIs - mendukung API standar seperti JMS dan Paho.
- Open to all popular cloud environments - Solace dapat bekerja native pada platform-platform IaaS dan PaaS seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure, Openstack, VMWare, Cloud Foundry, OpenShift, dan sebagainya.
- Openly integrated with popular DevOps tools - produk-produk modern harus dapat dengan mudah dimulai dari sample code dari GitHub, juga otomasi tes, stage dan deployment dengan tool seperti Puppet dan Bosh.
- Delivering all the message patterns and classes of services - best effort, guaranteed, publish-subscribe, dan sebagainya.
Data
Semua informasi yang dihasilkan, diambil, dan digunakan oleh aplikasi dan manusia. Data ini seperti data sensor, data streaming, big data, real-time data, dan sebagainya.
Movement
Hampir semua informasi dan data tersebut bergerak dari aplikasi ke aplikasi lain. Baik itu message queueing, streaming, terkadang dibutuhkan WAN optimization, terkadang hanya point-to-point message yang sederhana. Konsep ini melihat pergerakan data secara mendetil dan mendukung keamanan pergerakannya.
Ilustrasi Open Data Movement
Pertama, bayangkan ada sebuah datacenter yang mengatur 6 aplikasi dimana semua aplikasi tersebut berbagi data. Semua aplikasi ini menggunakan JMS untuk mengirim dan menerima pesan/data, bisa berupa point-to-point, pubsub, atau streaming. Hal ini sangat mudah dan sederhana untuk dilakukan. Kondisi ini kita sebut one protocol case.
Kemudian, bayangkan scenario system yang sama, tetapi aplikasi-aplikasi yang ada di dalamnya merupakan bagian dari use case yang berbeda dan diimplementasikan dengan berbagai macam protocol. Ada REST, JMS, MQTT, AMQP, dan sebagainya. Kondisi ini kita sebut dengan unlike protocols.
Tanpa Solace, deployment system ini akan sangat berantakan. Setiap aplikasi yang menggunakan protocol yang berbeda membutuhkan gateway agar dapat berkomunikasi dengan aplikasi lain. Dengan Solace, kondisi unlike protocols ini akan jadi sangat mirip dengan kondisi one protocol case. Solace dapat secara otomatis me-routing pesan/data dari satu protocol ke protocol lain.
Berikutnya, bayangkan kondisi di mana kita menggunakan public cloud seperti Amazon Web Services (AWS) untuk IoT. Koneksi MQTT IoT akan dipindahkan ke AWS, sedangkan yang lainnya tetap di datacenter. Dalam kasus ini, yang perlu dilakukan hanya mengaktifkan Solace di AWS secara native. Aplikasi akan berjalan seperti biasanya.
Kondisi lain adalah saat kita menggunakan banyak cloud sekaligus untuk alasan apapun, seperti alasan keamanan, dan lain-lain. Kita bisa mendistribusikan workload ke cloud-cloud dengan mudah, karena Solace yang akan me-routing semua broker.
Sekarang, bandingkan jika system seperti ini diimplementasikan tanpa Solace. Hasilnya adalah seperti berikut.
Terlihat sangat kontras perbedaan kerumitannya. Setiap protokol harus diiringi dengan gateway/bridge antar protokol. Bagaimana jika ada ribuan aplikasi? Bagaimana agar system ini dapat fault tolerant? Bagaimana jika kita ingin memperluas jangkauan layanan kita? Tentu akan sangat rumit dan kompleks tanpa Solace.
Open Data Movement is all about taking out dimensions of complexity.
Source:Solace